Tanggal 25 Maret 2012 lalu tepat 2 Tahun meninggalnya Almarhum Kakek saya tercinta. Masih terkenang dibenak saya saat berita duka tersebut terdengar ditelinga saya, saat itu adalah hari keempat saya melaksanakan Ujian Nasional untuk tingkat SMA, Adik saya yang sudah terlebih dahulu pergi kampung halaman bersama mama, mengirim SMS mengabarkan kabar duka, namun saya masih tak percaya, tapi tak lama kemudian papa saya menelepon dan meminta saya berhati-hati sendirian dirumah karena papa mau menyusul mama dan adik saya yang sudah ada di Sukabumi. Saat itu baru saya sadar bahwa kakek saya satu-satunya telah tiada, nyawanya telah direnggut oleh penyakit komplikasi yang dideritanya selama bertahun-tahun.
Kakek adalah seorang suami yang sangat mencintai istrinya, menyayangi anaknya dan menjaga cucu serta cicitnya. Mama sering menceritakan tentang kakek, bagaimana dulu kakek mendidik anak-anaknya dengan sangat disiplin sehingga sekarang semua anak-anaknya menjadi orang yang mandiri dan kuat menghadapi kondisi apapun. Kemudian sewaktu umurnya masih belasan tahun, kakek telah menikahi nenek saya , kakek juga ikut bergabung dengan Angkatan Laut dan sempat hilang 3 bulan terapung-apung dilautan. Tidak heran kakek kuat menanggung penyakitnya selama bertahun-tahun karena kakek saya adalah salah satu orang yang ikut berjuang untuk kemerdekaan Indonesia sampai rela mengorbankan jiwa raganya. Tidak hanya itu, kakek saya juga pernah mendapat penghargaan dari presiden soekarno karena dedikasinya sebagai anggota DPRD Sukabumi ketika masa orde lama. Beliau adalah orang yang aktif dalam berbagai kegiatan masyarakat, beliau pun menjadi ketua PMI dan Ketua Komite seluruh sekolah di Sukabumi. Tapi dengan kesibukannya, beliau tidak pernah meninggalkan dan melupakan anak istrinya.
Kakek yang dikenal oleh anak,cucu dan cicitnya adalah sesorang yang sangat disiplin, dulu ketika kami cucunya berkumpul dirumah kakek, kami tidak diperkenankan untuk makan disembarang tempat, kami harus makan di meja makan yang ada. Padahal bagi saya dan sepupu saya, itu adalah hal yang tidak menyenangkan karena anak seumuran kami saat itu lebih senang makan bersama sambil menonton TV. Kamipun banyak mendapat larangan ketika asik bermain. Akhirnya kami menjadi cucu yang sedikit durhaka :P kami terkadang berkerjasama untuk menjahili kakek untuk memperlihatkan ketidak sukaan kami terhadap sikap kakek yang menurut kami terlalu kolot, namun seiring berjalannya waktu, kakek semakin tua, beliau tidak bisa lagi mengontrol kami juga yang semakin tumbuh besar akhirnya peraturan yang ketak dirumah kakek pun sedikit demi sedikit mulai melonggar, kami pun sudah bebas makan dimana saja hingga saat ini, bermain sesuka hati kami. Namun semua itu terasa kurang tanpa kehadiran kakek yang ternyata sangat amat menyayangi kami semua. Kakek yang berwatak keras dan selalu disiplin teryata menanamkan sikap yang positif kepada semua keturunannya, beliau berhasil menciptakan keduabelas anak-anaknya menjadi pribadiyang berkualitas, pribadi yang kuat secara mental dan fisik, berguna bagi sekitarnya dan rukun dengan sesama saudara.
Sikap dan Perilaku kakek pun menurun kepada cucu dan cicitnya yang mempunyai pribadi yang kritis, hampir semua aktif dan mudah bergaul dengan lingkungannya. Kami semua menyesal telah sempat menyakiti kakek semasa hidupnya, karena kakek telah banyak mengisi kehidupan kami dengan hal positif dan kakek bukan orang yang kejam seperti yang kami pikirkan karena ketika 1 Tahun peringatan kematian kakek, kami menemukan buku catatan kecil kakek yang berisi tentang semua orang-orang yang dia cintai. Pada halaman pertama berisi tanggal dan kisah beliau ketika menikahi nenek kami yang cantik. Halaman selanjutnya beliau mencatat semua Nama, tanggal dan jam lahir serta kejadian-kejadian penting dalam hidup anak-anaknya, tidak ketinggalan kami semua cucunya pun menjadi bagian dari buku catatan yang sudah usang tersebut. Kami semua terkaget-kaget karena kami saja tidak pernah memperhatikan hal yang dicatat kakek. Tapi beliau menulis semua dan menyimpannya dengan rapih, sehingga kami masih bisa membaca tulisan tangannya yang sangat indah.
Kakekku tersayang.... mungkin saya tidak dapat memenuhi permintaanmu yang menginginkan saya menjadi dokter spesalis jantung tapi hingga detik ini saya berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari kakek, lebih sukses dari kakek, agar kakek tidak menyesal telah menggantungkan harapan pada saya.
Kakek Doa ku selalu menyertaimu agar menerangkan kuburmu...
Terima kasih kau telah hadir dalam kehidupan ini dan menjadi inspirasi bagi semua keturunanmu dan orang lain.... :)